Jumat, 24 Januari 2014
DALAM SUJUD EMAK
Langit senja kian menyapa
Ayam-ayampun mulai bersemayam ke kandangnya
Suara adzan mengalun-alun dipenjuru desa
Membuat hati ini bagai di surga
Emak pun melangkahkan kaki
Diiringi derit kayu yang diinjaknya
Hati ini terasa risih mendengarnya
Suara itu semakin menjadi
Ketika emak mempercepat ayunan langkahnya
Ia mulai mengambil air wudhu
Zat cair itu membasahi raut wajah emak yang kian sayu
Tangannya mengambil mukena lusuh yang tergantung di ambang pintu
Kini mukena itu membalut tubuh mungilnya
Emak memulai berdialog kepada pencipta-Nya
Tak terasa ia menitihkan air mata
Emak bercerita banyak tentang kerasnya dunia ini
Tak henti-hentinya bibir keriputnya itu memohon ampun
ALHAMDULILLAH ................
Kalimah itu yang selalu mengakhiri sesi curhatnya kepada sang Kholiq
Jumat, 10 Januari 2014
ANALISIS PUISI “TANAH AIR MATA” KARYA SUTARDJI
Tanah Air
Mata
Tanah airmata tanah tumpah dukaku
mata air airmata kami
airmata tanah air kamu
di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah
gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara
luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata
kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa ke mana pergi
menyerahlah pada kedalaman air
mata
Tema : Tanah
air
Puisi ini
menggambarkan keadaan Indonesia sekarang yang semrawut. Yang dikatakan selama
ini bahwa Indonesia subur atau kaya ternyata rakyatnya masih menderita, dibalik
gedung-gedung tingkat (pejabat)
rakyatnya masih dalam keterbelakangan (teknologi,ekonomi,dll). Penyair
menggambarkan perasaan benci dan ketidakpuasan penyair terhadap
tindakan dan kebijakan pejabat-pejabat tinggi negara dalam menjalankan
pemerintah. Para pejabat lebih mementingkan kepentingan pribadinya, sementara
rakyat kecil sangat menderita dengan keadaan tersebut.
Diksi :
Tanah
air mata tanah tumpah dukaku
Artinya
tempat dimana kita tinggal yang nyaman namun yang menyebabkan kesengsaraan
juga.
di
balik gembur subur tanahmu
kami
simpan perih kami
di
balik etalase megah gedung-gedungmu
kami
coba sembunyikan derita kami
artinya
merasa bahagia tetapi sebenaranya kebahagiaan mereka hanya dibibir saja, dalam
hati mereka sebenarnya pedih yang dirasakannya.
Tapi perih tak bisa
sembunyi
Ia merebak kemana-mana
Artinya rakyat tidak kuasa dengan
menahan keterpura-puraan yang mereka lakukan.
ke
manapun melangkah
kalian
pijak airmata kami
ke
manapun terbang
kalian
kan hinggap di air mata kami
ke
manapun berlayar
kalian
arungi airmata kami
artinya
para pejabat yang selalu menindas rakyat kecil
Majas :
Majas personifikasi
·
tapi
perih tak bias sembunyi
·
dan udara luas menunggu
Majas
ironi
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
Amanat :
Sebagai generasi muda kita
sebaiknya menegakkan keadilan dalam menjalankan roda pemerintahan. Jangan terlalu
egois dengan kepentingan pribadi. Banyak mereka yang menderita akibat kelakuan
yang tidak mencerminkan kepribadian bangsa ini.
KOMENTAR :
Penghayatan yang dimainkan oleh
sutardji sudah sangat bagus. Ia sangat menjiwai, dengan ditambah alunan melodi
saat pertama ia naik panggung. Hal ini membuat suasana semakin hidup. Suaranya juga
keras dengan artikulasi dengan jelas.
Minggu, 25 Agustus 2013
Analisis
Puisi Hampa Karya Chairil Anwar
HAMPA
Chairil Anwar
Kepada Sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memangut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung pundak
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Chairil Anwar
Kepada Sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memangut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung pundak
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Hasil
analisis :
Tema puisi : penantian cinta
Diksi : konoatif
Contohnya seperti : Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Memberat mencekung pundak
Udara bertuba. Setan bertempik
Pembaca dituntut untuk
memahami kata per kata untuk mengerti
makna puisi diatas.
Majas atau gaya bahasa :
Personifikasi: Lurus kaku pohonan. Tak bergerak. Kata pohonan disini
seakan-akan makhluk hidup yang memiliki rasa kaku.
Hiperbola: Udara bertuba. Setan bertempik. Menggunakan kata setan, yang terkesan berlebihan.
Hiperbola: Udara bertuba. Setan bertempik. Menggunakan kata setan, yang terkesan berlebihan.
Rima :
Rima atau persamaan bunyi pada konsonan “K” dan “T”:
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memangut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Rima atau persamaan bunyi pada konsonan “K” dan “T”:
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memangut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Aliran sastra : romantisme
Meskipun dalam keadaan sepi tapi pengarang menggunakan bahasa yang penuh
keindahan, sehingga pembaca hanyut oleh pemilihan diksi.
Amanat :
Jangan membuat orang lain menanti sesuatu yang tidak pasti karena rasa
itu membuat rasa tidak nyaman.
DISINI UNTUKMU
UNGU
Seandainya kau tau
Betapa
Kusangat inginkan dirimu
Seandainya kau tau
Apa yang
Ada didalam isi hatiku
Akankah bisa ku nyatakan
Rasa cinta dalam hatiku
dan apakah bisa ku nyatakan
bahwa kaulah yang terindah
untukku
masih disini menantimu
berharap cinta kita kan bersatu
masih disini menunggumu
menanti dirimu kembali
untukku
Hasil
analisis :
Tema puisi : penantian
Aliran sastra : realisme
Pengarang menggunakan bahasa yang sangat sederhana, apa adanya, nyata
sehingga para pendengar mudah memahami isi lagu tersebut.
Diksi : denotatif
Isi : penanttian seseorang kepada kekasihnya dimana seseorang tersebut
sangat menginginkannya. Namun seseorang tersebut belum yakin apakah kekasihnya
itu juga merasakan hal yang sama dengan dirinya ?? tetapi seseorang tersebut
tetap akan menunggu sampai kapanpun
Langganan:
Postingan (Atom)